Gaya Hidup Pemuda
Indonesia Zaman Sekarang
Pemuda merupakan penerus perjuangan
generasi terdahulu untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Pemuda menjadi harapan
pada setiap kemajuan didalam suatu bangsa. Pemudalah yang dapat merubah
pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi
terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang
berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang
berlaku didalam masyarakat. Pemuda dalam tiap masa selalu menjadi tulang
punggung sebuah perubahan. Apakah itu perubahan menuju lebih baik atau
sebaliknya? Sejak dahulu, sejak zaman Boedi Oetomo berdiri sudah terasa sekali
peran para pemuda dalam perubahan yang terjadi di masyarakat Indonesia. Selain
itu, bila kita tilik balik kembali perjalanan sejarah bangsa Indonesia ini,
perubahan era kepemimpinan juga merupakan hasil dari perjuangan para pemuda di
zamannya, kita lihat saja perubahan dari era orde Lama dibawah kepemimpinan
presiden Soekarno ke era orde Baru di bawah kepemimpinan presiden Soeharto juga
tidak lepas dari para mahasiswa angkatan ’66 yang meneriakkan revolusi.
Sedangkan pemuda zaman sekarang,
masih terkesan acuh terhadap masalah-masalah sosial di lingkungannya.
Pemuda-pemuda saat ini telah terpengaruh dalam hal pergaulan bebas ,
penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, bahkan kemajuan teknologi pun yang
seharusnya membuat mereka lebih terfasilitasi untuk menambah wawasan ataupun
bertukar informasi justru malah disalahgunakan. Tidak jarang kaum-kaum muda
saat ini yang menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak sepatutnya
dilakukan seorang pemuda, seperti membuka situs-situs porno dan sebagainya.
Masa depan ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif
bagi pembangunan dan perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan
dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama.
Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru,
muda dan segar.
Terjadinya perubahan gaya hidup (life style) pemuda zaman kini tak lepas
dari perubahan budaya, pola pikir yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan.
Pemuda lebih senang dengan hal-hal yang serba instan, pragmatis, dan cenderung
kebarat-baratan. Hal itu dapat kita lihat dalaam bentuk rambut, pakaian, maupun
sepatu dan lain-lain. Itu dimungkinkan karena alam modern menyediakan berbagai
macam alternatif dalam kehidupan. Manusia hanya memilih mana yang suka, tidak
suka, cocok dan tidak cocok. Akibatnya sangat fatal, budaya asli yang dulu
menjadi tonggak budaya masyarakat menjadi terkubur oleh budaya baru yaitu
budaya modern yang tidak lain adalah budaya barat. Contoh yang paling praktis
adalah kebaya. Pada zaman dulu kebaya menjadi salah satu pakaian istimewa,
favorit di masyarakat kita. Setiap ada upacara besar kebaya pun tak pernah
luput dari mata, namun seiring dengan berkembangnya zaman yang makin maju,
terbuka kebaya kelamaan ditinggalkan oleh masyarakat. Dan beralih ke bentuk
pakaian-pakaian yang lebih simple,
praktis, dan memberi warna tersendiri bagi setiap orang yang menggunakannya.
Lunturnya
Rasa Nasionalisme di Kalangan Pemuda
Bagi
para pemuda, nasionalisme hanyalah usaha membela bangsa guna mengusir penjajah.
Seola-olah bagi pemuda masa kini nasionalisme hanya disaat mereka hormat pada
Bendera Merah Putih disaat upacara bendera hari Senin di sekolahnya. Semangat
untuk berkorban, berbakti, dan berjuang demi bangsa dan negara cenderung hilang
apalagi di era modern ini, perjuangan akan lebih berat. Sebab musuh tidak
sekedar dari luar, bahkan sosok pada diri kita sendiri. musuh tersebut bisa
berbentik kebodohan, kemiskinan, kemalasan, dan ketidakrelaan untuk berkorban
terhadap bangsanya sendiri.
Hal ini terlihat jelas bahwa memang
nasionalisme golongan muda sekarang sedang diuji. Budaya barat dengan mudahnya
masuk dan mempengaruhi kepribadian bangsa. Apabila hal ini tidak segera
ditangani dengan serius maka kita tidak tahu bagaimana nasib bangsa Indonesia
beberapa tahun mendatang ketika pemerintah memulai dipegang oleh para pemuda
yang memiliki gaya hidup yang tidak sesuai dengan bangsa yang ia pimpin. Yang
terjadi saat ini, nasionalisme masyarakat Indonesia mulai terkikis akibat
pengaruh globalisasi yang semakin deras. Pengaruh tersebut sudah dirasa dalam
berbagai aspek kehidupan ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya. Utamanya
globalisasi sangat mengancam kaum muda karena kondisi psikis kaum muda terbilang masih labil sehingga mudah terpengaruh
dari luar. Mereka kurang sadar akan ancaman tersebut dan kurang menganggap
penting nasionalisme.
Banyak para pemuda Indonesia yang
merasa pemerintah Indonesia sering menggunakan kekuasaannya hanya untuk
kepentingan sendiri, bukan sekedar untuk mensejahterakan rakyatnya. Banyak
pemuda yang merasa kecewa akan hal itu dan akhirnya merasa antipati terhadap keadaan
bangsanya. Mereka cenderung berfikir meskipun ia telah berupaya dan melakukan
banyak hal mengenai kelangsungan pemerintahan Indonesia, namun kadang
aspirasinya kurang ditanggapi pemerintah. Dan kebijakan yang tersusun hanya
berdasarkan dari hasil pemikiran pemerintahan saja.
Masyarakat masih membutuhkan
pemuda-pemudi yang memiliki kematangan intelektual, kreatif, percaya diri,
inovatif, memiliki ketidaksetiakawanan sosial dan semangat nasionalisme yang
tinggi dalam pembangunan nasional. Pemuda diharapkan mampu bertanggung jawab
dalam membina kesatuan dan persatuan NKRI, serta mengamalkan nilai-nilai yang
ada didalam pancasila agar terciptanya
kedamaian, kesejahteraan umum serta kerukunan antar bangsa. Bangun
pemuda-pemudi Indonesia. Tanamkan semangat yang berkobar didadamu. Bersatulah
membangun Negara tercinta. Semoga Negara kita ini tetap bersatu seperti slogan
budaya bangsa yang tercermin dalam Bhineka Tunggal Ika, berkaryalah
pemuda-pemudi Indonesia, majukan negara kita, jadilah Soekarno dan Moh. Hatta
berikutnya yang memiliki semangat juang tinggi dalam membangun bangsa. Yang
paling penting nasib bangsa Indonesia baik buruknya ke depan itu akan sangat
bergantung pada generasi penerusnya yaitu generasi muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar