Donat
Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Donat (doughnuts atau donut)
adalah penganan yang digoreng, dibuat dari adonan tepung terigu, gula, telur dan mentega. Donat yang paling umum adalah
donat berbentuk cincin dengan lubang di tengah dan donat
berbentuk bundar dengan isi yang rasanya manis, seperti berbagai jenis selai, jelly, krim, dan custard.
Donat sama
sekali berbeda dengan bagel, mulai dari bahan adonan, teknik
pembuatan hingga cara menghidangkan, walaupun keduanya memiliki bentuk yang
hampir sama.
Daftar isi
- 1 Garis besar
- 2 Sejarah
- 3 Kue mirip donat di berbagai negara
- 4 Referensi
- 5 Lihat pula
- 6 Pranala luar
Garis besar
Donat bisa
dibentuk dengan menyatukan kedua sisi adonan berbentuk persegi panjang hingga
membentuk cincin atau menggunakan pemotong otomatis yang sekaligus membuat
lubang di tengah adonan donat. Lubang pada donat berbentuk cincin dulunya
dimaksudkan agar donat cepat matang sewaktu digoreng. Adonan donat yang tersisa
sewaktu membuat donat berbentuk cincin sering dijual sebagai doughnut hole
atau dicampurkan lagi ke dalam adonan untuk membuat donat baru.
Adonan donat
terdiri dari dua jenis, adonan yang dibangunkan dengan ragi seperti adonan roti, dan adonan kental seperti adonan kue. Donat dari adonan tepung yang memakai ragi biasanya
kadar lemak 25% dari berat donat, sedangkan donat adonan cake mengandung kadar
lemak 20%. Donat dari adonan cake digoreng selama 90 detik bolak-balik di dalam
minyak bersuhu antara 190℃ hingga 198℃. Sedangkan donat dari adonan tepung yang dibangunkan oleh ragi memerlukan
waktu penggorengan yang lebih lama (sekitar 150 detik) di dalam minyak bersuhu
182℃ hingga 190℃.
Setelah
matang, permukaan donat bisa dihias dengan taburan gula icing atau gula halus bercampur bubuk kayu manis, dicelup glasir berupa campuran madu dan gula, disiram coklat cair dan ditaburi coklat butir beraneka warna di atasnya. Selai,
jelly atau custard yang menjadi isi donat disuntikkan dengan alat spuit.
Gerai donat dan toko roti memiliki banyak variasi bentuk
donat, mulai dari donat berbentuk kuku beruang, persegi panjang yang disebut long
john, gelang yang merupakan untaian beberapa bulatan kecil (Pon de ring,
merek dagang Mister Donut), hingga donat berbentuk seperti
tali yang berpilin (crullers). Donat berukuran sekali suap dinamakan
Munchkin di Dunkin'
Donuts atau
sebagai Timbit di restoran Tim Hortons Kanada.
Donat sangat
lekat dengan kebudayaan Amerika seperti halnya hamburger. Di Amerika Utara sampai tercipta stereotip polisi patroli sebagai pemakan
donat. Gerai donat sering buka sepanjang malam dan polisi sering mengunjungi
gerai donat yang menyediakan donat dan kopi gratis. Homer Simpson dan Kepala Polisi Clancy Wiggum dalam film kartun The Simpsons adalah penggemar berat makan donat.
Sejarah Asal-usul
Asal-usul
donat sering menjadi sumber perdebatan. Salah satu teori mengatakan donat
dibawa ke Amerika
Utara oleh imigran dari Belanda yang juga memopulerkan hidangan penutup lain, seperti: kue kering, pai krim (cream pie) dan pai buah (cobbler).
Cerita lain
mengatakan donat berbentuk cincin diciptakan kapten kapal asal Denmark bernama Hanson Gregory. Sang kapten
sering harus menyetir kapal dengan kedua belah tangan karena kapal sering
dilanda badai. Kue gorengan yang dimakan ketika sedang menyetir ditusukkan ke roda kemudi kapal, sehingga kue menjadi bolong.
Kebetulan bagian tengah kue juga sering belum matang, sehingga donat sengaja
dibuat berlubang di tengah agar permukaan donat yang terkena minyak bertambah
dan donat cepat matang.
Asal-usul kata
Kue
berbentuk bola-bola kecil bernama doughnuts atau olykoeks pertama kali disebut-sebut dalam
buku History of New York oleh Washington Irving[1] pada tahun 1809.
Donat dalam
ejaan tradisional bahasa
Inggris disebut doughnut,
sedangkan orang Amerika biasa menulis donat sebagai donut atau doughnut.
Istilah donut pertama kali digunakan di dalam artikel surat kabar Los
Angeles Times 10
Agustus, 1929. Penulis bernama Bailey Millard dengan berkelakar
menulis kalimat "can't swallow the 'wel-dun donut' nor the ever so 'gud
bred'," sebagai keluhan atas kemampuan mengeja di kalangan orang
Amerika yang semakin menurun.
Penggunaan
dua cara penulisan, donut atau doughnut ditemukan dalam
serangkaian artikel surat kabar The
New York Times tentang
"National Donut Week" yang meliput World's Fair tahun 1939. Dalam 4
artikel yang dimulai tanggal 9 Oktober 1939, ejaan "donut" muncul 2 kali.
Dunkin'
Donuts yang didirikan tahun 1940 dengan nama Open Kettle di Quincy,
Massachusetts, Amerika Serikat merupakan perusahaan tertua yang
menulis donat sebagai "donut", walaupun sebenarnya perusahaan
Mayflower Donut Corporation yang didirikan setelah Perang Dunia II merupakan perusahaan pertama yang
menulis donat sebagai "donut".
Sejarah donat di Indonesia
Donat dari J.CO Donuts
Pada tahun
1968, stan American Donut di Djakarta Fair (sekarang disebut Pekan
Raya Jakarta) merupakan
perintis donat yang digoreng dengan mesin otomatis. Sejak itu, American Donut
memiliki tradisi tahunan membuka stan di Pekan Raya Jakarta hingga sekarang.
Pada tahun
1985, Dunkin’Donuts membuka gerai pertama di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat yang terus berkembang menjadi lebih
dari 200 gerai di berbagai kota di Indonesia.[2] Yang kemudian diikuti dengan
donat-donat waralaba asing lainnya seperti Master Ring,
Master Donut, dan Mister Donut. [3]
Demam donat
dibangkitkan kembali oleh J.CO Donuts & Coffee yang membuka gerai pertamanya di Supermall
Karawaci pada
tanggal 26 Juni 2005.[4] Keberhasilan J.CO diikuti Krispy Kreme yang membuka gerai donatnya yang
pertama di Mal
Pondok Indah 2 pada
tanggal 31
Agustus 2006.[5] J.CO sebagai merek lokal didirikan
oleh Johnny Andrean seorang penata rambut terkemuka di
Indonesia.
Donat
produksi industri kecil biasanya dijajakan berkeliling menggunakan sepeda atau
sepeda motor. Di dalam bus, pedagang asongan menjual donat kemasan kotak dengan
cara unik. Donat dalam kemasan dibagi-bagikan ke pangkuan penumpang untuk
kemudian dikumpulkan kembali kalau penumpang tidak berminat.
Donat jenis
ini disebut juga sebagai donat kampung untuk membedakannya dengan donat-donat
yang dijual di mal dan restoran
Kue mirip donat di berbagai negara
Pączki, donat tradisional Polandia
Oliebollen adalah kue gorengan asal Belanda
berisi kismis atau potongan apel dengan rasa mirip donat. Oliebollen juga dikenal di
Indonesia dan sering tercantum dalam buku resep kue terbitan sejak zaman dulu.
Kue gorengan dengan nama kue bantal atau bolang-baling juga mempunyai rasa yang mirip
donat.
Di Polandia dan negara bagian Amerika Serikat yang memiliki permukiman orang
Polandia seperti Detroit,
Michigan dan Milwaukee,
Wisconsin, donat
bundar berisi selai disebut Pączki dan merupakan hidangan istimewa di saat karnaval.
Di Lithuania dikenal sejenis donat bernama spurgos
yang mirip donat Polandia dan salah satu versi yang disebut varškės spurgos
menggunakan keju cottage.
Di Israel, donat berisi jelly yang disebut Sufganiyah (סופגניה, bentuk jamak: Sufganyot
סופגניות) merupakan hidangan tradisional perayaan Hanukkah.
Di Perancis dan New
Orleans, Louisiana dikenal kue
gorengan bertabur gula halus yang disebut beignet.
Di Spanyol dan Amerika Latin dikenal churro yang bertabur gula halus dan mempunyai rasa mirip
donat.
Malasada adalah kue gorengan serupa donat di Hawaii yang mirip dengan Filhoze asal Portugal, karena memang diperkenalkan
imigran asal Portugis.
Berliner
asal Jerman
Di Jerman,
kue serupa donat dengan isi selai disebut Berliner, sedangkan di kota Berlin dikenal dengan sebutan Pfannkuchen. Di Jerman
sebelah selatan, Berliner yang dikenal dengan sebutan Krapfen merupakan
kue untuk menyambut festival (Karneval atau Fasching) sekaligus
hidangan malam Tahun Baru di Jerman sebelah timur.
Di Chili yang memiliki komunitas keturunan Jerman, Berliner
dikenal sebagai Berlin dan berisi selai atau karamel yang disebut manjar.
Referensi
4. ^ Firdanianty dan Tutut Handayani, Firdanianty. "Jurus Johnny di
Donat". SWA.
Diakses 2 February 2007.
5. ^ Sartono, Frans. ""Doughnuts",
"Donuts", Donat sang Primadona". Kompas. Diakses 2 February 2007.
More than one of |author= and |last= specified (help)
- Jones, Charlotte Foltz (1991). Mistakes That Worked. Doubleday. ISBN 0-385-26246-9. - Origins of the doughnut hole
- Rosana G Moreira et al, Deep Fat Frying: Fundamentals and Applications. ISBN 0-8342-1321-4
- Rodney Drago (1973 B.C.), "XC Coaches: The Diet Behind success" Cankels Press Corp, Sayville, NY
- Edge, John T. (2006). Donuts: An American Passion. Putnam. ISBN 0-399-15358-6.
Thanks infonya https://bit.ly/2Pu5xNo
BalasHapus